komponen e-learning
Nama :
Cicha Dwi Anjasmara
NIM :
43116010235
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu :
Prof. Dr.
Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Universitas :
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
E-learning (electronic learning)
adalah salah satu aspek penerapan TIK di institusi pendidikan, dimana e-learning bisa menjadi media penyampai konten
pembelajaran atau pengalaman belajar secara elektronik mengunakan komputer dan
media berbasis komputer. Dalam pelaksanaannya, konten pembelajaran dapat
didistribusikan melalui web atau melalui CD/DVD. Selain konten
pembelajaran, e-learning dapat memonitor
performa mahasiswa.
Upaya mengkombinasikan keunggulan tatap muka di kelas sebagai bentuk
pembelajaran konvensional dan keunggulan pembelajaran online yang menjadi ciri pembelajaran terkini akan
memberikan hasil terbaik. E-learning tidak
sekedar mengupload bahan ajar ke Internet atau melakukan
konten pembelajaran, tetapi lebih merupakan rekontektualisasi dan
rekonseptualisasi proses pembelajaran ke dalam paradigma baru, pedagogi
digital. Paradigma ini memiliki implikasi pada perubahan kultur pembelajaran
konvensional ke kultur e-learning.
E-learning merupakan
model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet untuk penyampaian
materi belajarnya. E-learning adalah
proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan
penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan
dalam belajar
E-learning (electronic learning)
adalah salah satu aspek penerapan TIK di institusi pendidikan, dimana e-learning bisa menjadi media penyampai konten
pembelajaran atau pengalaman belajar secara elektronik mengunakan komputer dan
media berbasis komputer. Dalam pelaksanaannya, konten pembelajaran dapat
didistribusikan melalui web atau melalui CD/DVD. Selain konten
pembelajaran, e-learning dapat memonitor
performa mahasiswa.
Upaya mengkombinasikan keunggulan tatap muka di kelas sebagai bentuk
pembelajaran konvensional dan keunggulan pembelajaran online yang menjadi ciri pembelajaran terkini akan
memberikan hasil terbaik. E-learning tidak
sekedar mengupload bahan ajar ke Internet atau melakukan
konten pembelajaran, tetapi lebih merupakan rekontektualisasi dan
rekonseptualisasi proses pembelajaran ke dalam paradigma baru, pedagogi
digital. Paradigma ini memiliki implikasi pada perubahan kultur pembelajaran
konvensional ke kultur e-learning.
E-learning merupakan
model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet untuk penyampaian
materi belajarnya. E-learning adalah
proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan
penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan
dalam belajar
E-learning merupakan
pembelajaran berbasis teknologi internet, mencakup sejumlah aplikasi dan
proses, termasuk pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran berbasis
web, virtual classrooms dan digital collaboration.
Ada istilah lain yaitu e-training yang menggambarkan suatu
perusahaan atau lembaga sebagai penyelenggara training menggunakan e-learning.
Sebagai
sebuah sistem, E-learning sekurang-kurangnya terdiri atas: konten (content),
perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), serta sumber daya
manusia (brainware). Sistem E-learning memiliki kemampuan memperbarui,
menyimpan, mendistribusikan dan membagi materi pengajaran atau informasi.
Menurut Indrayani (2007), penerapan e-learning akan semakin efektif bila
berhubungan dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi dari pelajar, lembaga,
fasilitator, staff penunjang, dan administrator.
Kelebihan
dan keuntungan menerapkan e-learning :
·
Biaya
Dari
segi biaya, mengurangi pengeluaran biaya karena e-learning mampu mengurangi
biaya pelatihan dan perjalanan untuk menghadiri pelatihan itu.
·
Fleksibilitas waktu
Terkadang
administrator sering mengalami kesulitan menyesuaikan waktu beberapa karyawan
yang ingin dilatih hal ini karena untuk mengikuti pelatihan dikelas, seseorang
karyawan harus meninggalkan pekerjaannya satu atau 2 hari. Dengan adanya
e-learning ini karyawan tidak perlu lagi meninggalkan pekerjaannya karena bisa
langsung mengakses kapan pun dan dimana pun saat ia berada, paling Cuma butuh
waktu 1-2 jam-an.
·
Fleksibilitas tempat
Bagi
tempat pendidikan yang aktif menyelenggarakan acara pelatihan, akan mengalami
kesulitan dalam mencari ruang kelas yang memadai dan yang dapat menampung
sekitar 10 sampai 20 pelajar serta menyediakan alat-alat pembelajaran lain.
Tapi jika menggunakan e-learning, tempat pendidikan tidak perlu repot-repot
lagi menyediakan ruang kelas tersebut dan infrastruktur, peralatan, serta
buku-buku.
·
Fleksibilitas kecepatan pembelajaran
Pelajar
memiliki gaya belajar berbeda-beda. Oleh karena itu, wajar bila didalam suatu
kelas ada siswa yang mengerti dengan cepat dan ada yang harus mengulang
pelajaran untuk memahaminya. Sehingga dengan adanya e- learning ini siswa yang
belum memahami dan mengerti penjelasan guru dapat mengulangi pelajarannya
dengan cara membuka e-learning sekolahnya.
·
Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
E-learning
mampu menjangkau wilayah geografis yang luas tidak terbatas pada wilayah
tertentu karena bisa di akses sampai seluruh dunia.
·
Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan Pembelajar
akan
lebih
mandiri, karena aktif dan rajin membuka e-learning secara sendiri sehingga ilmu
atau wawasan yang di dapat pun semakin banyak.
Manfaat
e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a.
Manfaat bagi siswa
Dengan
kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.
Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen
setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang
sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet,
maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan
dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada
guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
Menurut
Brown (2000), manakala fasilitas peserta didik tidak hanya tersedia di daerah
perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan
e-Learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang :
1)
belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata
pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya,
2)
mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk
mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orang tuanya,
seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer,
3)
merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit
maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya,
yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai
daerah atau bahkan yang berada di luar negeri
4)
tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
b.
Manfaat bagi pengajar
Beberapa
manfaat yang diperoleh pengajar/guru/dosen dengan penggunaan e-learning antara
lain:
1)
pengajar lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi,
2)
mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena
waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak,
3)
mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan pengajar juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa
lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari
ulang,
4)
mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah
mempelajari topik tertentu,
5)
memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta
didik.
Pengalaman
negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata
menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain: (a) mampu meningkatkan
pemerataan pendidikan; (b) mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah
atau putus sekolah; (c) meningkatkan prestasi belajar; (d) meningkatkan
kehadiran siswa di kelas, (e) meningkatkan rasa percaya diri; (f) meningkatkan
wawasan (outward looking); (g) mengatasi kekurangan tenaga pendidikan; serta
(h) meningkatkan efisiensi.
Sungguh
banyak keuntungan dan manfaat yang sangat luar biasa yang kita dapatkan ketika
kita menggunakan e-learning. Oleh sebab itu, e-learning ini sangat penting
untuk di gunakan guru dan siswa dalam menunjang proses belajar mengajar.
Sistem
Informasi Elearning yang diterapkan
Sistem
e-learning yang telah diimplementasikan di Universitas Mercubuana adalah
Learning Management System (LMS) berbasis web yang dikembangkan secara mandiri
(custom development). Sejak implementasi dilakukan, belum pernah dilakukan studi
formal mengenai kesiapan (readiness) sumber daya (mahasiswa, dosen, dan staf)
yang terlibat, sehingga belum diketahui sampai sejauh mana pendayagunaan
e-learning. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem
e-learning yang digunakan, untuk mendapatkan rekomendasi guna pengembangan
e-learning selanjutnya. Instrumen evaluasi yang digunakan dikembangkan dari
hasil penelitian Aydin dan Tasci; Kapp; Watkins, Leigh, dan Trainer; dan Haney
yang disesuikan dengan kondisi yang ada di UMBY. Instrumen yang dihasilkan
terbagi menjadi lima faktor yaitu teknologi, inovasi, pengembangan diri, dan
konten dengan mempertimbangkan konstruksi sumber daya, keterampilan, dan sikap
pada masing-masing faktor. Selanjutnya instrumen tersebut dikelompokkan
berdasarkan tiga komponen yaitu proses, produk, dan orang. Setelah dilakukan
uji validitas dan reliabilitas terhadap item-item disetiap faktor. Penelitian
ini mengusulkan sebuah model e-learning readiness (ELR), model tersebut
kemudian diimplementasikan. Berdasarkan hasil pengujian, model tersebut dapat
diterima dan dapat digunakan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai
implementasi e-learning. Model ini dapat diuji untuk diterapkan pada institusi
pendidikan yang lain walaupun dengan kondisi e- learning yang tidak persis
sama. Hasil survei menunjukkan bahwa sudah siap untuk melaksanakan e-learning,
tetapi dengan beberapa perbaikan pada masing-masing faktor. Dengan kondisi
tersebut menunjukkan bahwa sistem e- learning belum perlu dilakukan
reengineering.
Menurut Anonim
(2009) E-learning yang terintegrasi/terbentuk mempunyai komponen-komponen
berikut ini :
1. Infrastruktur
e-Learning
Infrastruktur e-Learning dapat berupa
personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan
multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila
kita memberikan layanan synchronous learning melaluiteleconference.[2] synchronous
learning mengacu pada sekelompok orang belajar hal yang sama pada saat
yang sama di tempat yang sama. Ini adalah jenis pedagogi dipraktekkan di
sebagian besar sekolah dan program sarjana, tapi tidak di program pascasarjana.
Kuliah adalah contoh pembelajaran sinkronisasi di lingkungan tatap muka dan
dengan munculnya alat-alatweb conferencing, orang dapat belajar pada
saat yang sama di tempat yang berbeda juga. Sebagai contoh, penggunaan instant
messaging (pesan singkat) atau live chat (obrol
langsung), webinar (web-based seminar) dan konferensi video
memungkinkan siswa dan guru untuk berkolaborasi dan belajar dalam real
time (waktu nyata).[3]
2. Learning Management System/Sistem Belajar Manajemen (LMS)
LMS adalah Sistem
perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional.
Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem
penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar. LMS merupakan platform (rencana kerja/progam) untuk
pengembangan e-learning, karena mempunyai banyak fungsi yang tidak terbatas
hanya pada distribusi materi pembelajaran, tetapi juga dalam hal manajemen dan
evaluasi hasil-hasil pembelajaran. LMS banyak yang
berupa open source(sumber terbuka), sehingga bisa kita manfaatkan
dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
Fitur
LMS terdiri dari:
a. Manajemen
siswa dan kompetensi.
b. Manajemen dan distribusi materi/content (isi).
c. Manajemen sumber daya (fasilitas, instruktur, dll).
d. Manajemen
program.
e. Manajemen
data.
f. Anggaran.
3. Knowledge
Management System/Sistem Manajemen Pengetahuan (KMS)
KMS digunakan untuk merekam dan
menyimpan knowledge (pengetahuan), baik formal maupun
berdasarkan pengalaman, kedalam bentuk digital untuk memudahkan akses
bagi para pengguna tergantung tingkat otorisasi masing-masing.
Fitur KMS terdiri dari:
a. Data
collection adalah kumpulan (gambar, benda bersejarah, lukisan,
dsb) yg sering dikaitkan dengan minat atau hobi objek (yg lengkap); atau
kumpulan yg berhubungan dengan studi penelitian.
b. Data
digitalization adalah data yg berhubungan dengan angka untuk
sistem perhitungan tertentu.
c. Indexing
and knowledge sharing/ Pengindeksan dan berbagi pengetahuan
4. Learning
Content Management System/ Sistem Belajar Manajemen Konten (LCMS)
LCMS memungkinkan trainer/pelatih,
dosen, dan instruktur untuk membuat dan mengembangkan materi/e-learning
content sendiri dengan mudah, walaupun mereka tidak menguasai
pemrogaman komputer.
Konten dan bahan ajar ini bisa dalam
bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia
interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks
seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management
System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun.
Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi
pembuatan multimedia pembelajaran.
Pustekkom juga mengembangkan e-dukasi.net yang
mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Ini langkah
menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.[4]
Fitur
LCMS terdiri dari:
a. Template
outline (kerangka templat) kursus/mata pelajaran/mata kuliyah
b. Manajemen
gambar, animasi, dan konten audio-video
c. Kustomisasi
konten : kursus, test, simulasi
d. Manajemen
obyek pembelajaran
5. Electronic
Library/perpustakaan elektronik (E-Library)
E-Library merupakan layanan IT (Information
Technology) terintegrasi untuk manajemen perpustakaan digital (digital
library). LEN menyediakan e-library yang fleksibel dan customized/disesuaikan
sesuai kebutuhan pengguna.
6. Mobile
Learning/pembelajaran memakai ponsel.
Mobile learning menambah
kegunaan sistem e-learning. Mobile learning meliputi: konten, sarana
pengembangan konten (mobile learning author), dan ponsel pelacakan sistem (mobile
device tracking system).
7. E-Content
Development/elektronik pengembangan materi (isi)
E-Content merupakan bagian penting dari
proses e-learning yang memainkan peranan utama. E-content memungkinkan pengguna
untuk mengembangkan konten yang secara visual menarik dan interaktif. Media
E-content dapat berupa format CD (stand alone) maupun format standar
e-content seperti SCROM and AICC.
Tersedianya sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi serta skill memadai untuk menunjang
perusahaan adalah maksud disediakannya sistem e-learning di korporat. SDM
adalah faktor utama keberhasilan perusahaan untuk merealisasikan visi dan
misinya. Untuk itu sdm perlu dibangun. Salah satu cara membangunnya adalah
mengimplementasikan sistem e-learning.
Supaya implementasi
e-learning bisa berjalan sesuai harapan, perlu dibuat kerangka strategi
implementasinya. Dalam hal tersebut, strategi adalah sekumpulan aksi-aksi
terintegrasi yang diarahkan untuk menambah atau meningkatkan kemampuan serta
kekuatan enterprise relatif terhadap kompetiter (porter, 1980).
Tanpa strategi,
seorang implementor e-learning tidak akan memiliki hal-hal berikut:
·
Tidak memiliki resep
untuk melakukan implementasi,
·
Tidak memiliki roadmap
untuk keunggulan kompetitif,
·
Tidak memiliki game
plan untuk menyenangkan stakeholder atau mencapai goal kinerja.
Tiga proses mendukung
penetapan suatu strategi :
·
Pemikiran strategis :
kreatif, pandangan entrepreneur,
·
Perencanaan strategis
: sistematis, komprehensif, analisis untuk membuat rencana/tindakan,
·
Pengambilan keputusan:
reaksi efektif terhadap peluang dan ancaman yang tidak dikehendaki;
Kaitannya dengan
strategi, peranan sistem teknologi informasi atau sistem informasi, IT/IS
adalah adalah untuk menerapkan strategi yang dipilih dan juga sebagai enabler
untuk strategi bisnis baru atau strategi yang hanya bisa diterapkan dengan alat
bantu teknologi informasi.
Daftar
Pustaka :
Anonym, 2015, “implementasi e-learning dan model” http://menulisbersamaaswir.blogspot.com/2015/02/implementasi-e-learning-dan-model.html
Diakses pada 19 Desember 2018, jam 19.00.
Aifitra,
2013, “keuntungan dan manfaat menggunakan e-learning bagi guru dan siswa”,
http://aifitra.blogdetik.com/2013/12/25/keuntungan-dan-
manfaat-menggunakan-e-learning-bagi-guru-dan-siswa, diakses pada 19 Desember
2018, jam 20.00.
Ariefbb,
2011, “ konsep strategi sukses implementasi elearning dikoprat dan implikasi
pengembangan itisnya” https://ariefbb.wordpress.com/2011/03/10/konsep-strategi-sukses-implementasi-e-learning-di-korporat-dan-implikasi-pengembangan-itis-nya/,
diakses pada 19 Desember 2018. Jam 23.012.
Komentar
Posting Komentar